SajakSunda - Ajip Rosidi di Tokopedia ∙ Promo Pengguna Baru ∙ Cicilan 0% ∙ Kurir Instan.
Sinar Editorial - Berikut ini sajak Sunda yang berjudul Jante Arkidam karya Ajip Rosidi lengkap dengan terjemahan Bahasa Indonesia. Ternyata, Jante Arkidam berkisah tentang seorang penjahat atau buronan polisi bernama Jante Arkidam. Sajak Jante Arkidam mengandung nilai-nilai kearifan lokal. Baca Juga Siapa Saja Weton yang Beruntung dan Sukses Selama Tahun 2023? Berikut Ulasannya! Ajip Rosidi menampilkan karakter Jante Arkidam, yang digali dari khasanah budaya Pasundan, Jawa Barat. Pembaca sajak ini akan membayangkan dirinya sebagai Jante Arkidam. Nah inilah sajak Jante Arkidam karya Ajip Rosidi Baca Juga Berhadapan Dengan Iran, Berikut Kemungkinan Line Up Inggris Di Piala Dunia 2022 Bahasa Indonesia Sepasang mata biji sagaTajam tangannya lelancip gobangBerebahan tubuh-tubuh lalang dia tebangArkidam, Jante Arkidam Dinding tembok hanyalah tabir embunLunak besi di lengkungannyaTubuhnya lolos di tiap liang sinarArkidam, jante Arkidam Di penjudian, di peralatanHanyalah satu jagoanArkidam, Jante Arkidam Baca Juga Ayok Nonton! 5 Rekomendasi Film Bagus Tahun 2022 Lengkap Link Download Thriller Malam berudara tubaJante merajai kegelapanDisibaknya ruji besi pegadaianMalam berudara lembut Jante merajai kalangan ronggengIa menari, ia ketawaMantri polisi lihat ke mariBakar meja judi dengan uangku sepenuh saku Terkini
PuisiSunda modern dalam dua bahasa / dipilih dan diterjemahkan oleh Ajip Rosidi. Nama dan makna / Ajip Rosidi. Membicarakan puisi Indonesia : membahas para penyair sebelum perang / Ajip Rosidi. Tembang jeung kawih : puisi Sunda / dipilih tur dipanganteuran ku, Ajip Rosidi. Surat tjinta Enday Rasidin :kumpulan sadjak-sadjak 1954-1959 /Ajip
Puisi Tanah Sunda Karya Ajip Rosidi Tanah Sunda Kemana pun berjalan, terpandang daerah ramah di sana Kemana pun ngembara, kujumpa manusia hati terbuka mesra menerima. 'Pabila pun berseru menggetar nyanyi suara rindu bersenandung duka 'Pabila pun bertemu, menggetar hati sawang lepas terhampar luas dunia hijau muda. Riak sungai pagi-pagi Angin keras menyibak rambut di dahi Dan kulihat tanah penuh darah tubuh beku terbaring kuyu berseru pun sia-sia. Ah, di mana pun 'kau bukakan rangkuman 'ku kan menetap di sana Kapan pun kau lambaikan tangan 'ku kan datang menekankan jantung ke tanah hitam. 1956Sumber Surat Cinta Enday Rasidin 1960Puisi Tanah SundaKarya Ajip RosidiAjip Rosidi lahir pada tanggal 31 Januari 1938 di Jatiwangi, Majalengka, Jawa Rosidi meninggal dunia pada tanggal 29 Juli 2020 pada usia 82 tahun di Magelang, Jawa Rosidi adalah salah satu Sastrawan Angkatan 66.
SajakJANTE ARKIDAM KARYA AJIP ROSIDI pertama kali ditulis pada tahun 1956, perdana kalinya dibacakan Ajip Rosidi dalam Festival Penyair Internasional, di Rotterdam. Menggambarkan sosok pria bernama Jante Arkidam, yang memiliki mandraguna, kesaktian, dia seorang preman sekaligus jagoan. Dipuja wanita, dan ditakuti para lelaki.
Api Menariia kembali bertaucang panjangbukan kecintaanku api menariia kemari hatinya batukarangbetapa tanganku kan memeluknyasekadar senyuman kudapat juga di jalanansekadar keremajaan sekadar ciumanbetapa bibirku kan mengecupnyaia telah bertengger di dadaku tapi tak hadirapi hidup menari padam di matanyabetapa kan terbuka dadaku menerimanyaberhadapan dada dan mukabicara sendiri-sendiri karena ianya tak tibakunang-kunang di mataku ia menggigit bibirku lukabetapa kan terbuka dadaku memeluknya8/9 Februari 1955Sumber Majalah Seni September, 1955Puisi Api MenariKarya Ajip RosidiAjip Rosidi lahir pada tanggal 31 Januari 1938 di Jatiwangi, Majalengka, Jawa Rosidi meninggal dunia pada tanggal 29 Juli 2020 pada usia 82 tahun di Magelang, Jawa Rosidi adalah salah satu Sastrawan Angkatan 66.
Berikut5 karya Ajip Rosidi yang mempopulerkan sastra Indonesia khususnya Sunda melebihi tujuh dekade lamanya, di antaranya seperti dirangkum detikcom:. 1. Jeram (Tiga Kumpulan Sajak) Buku yang diterbitkan Pustaka Jaya dan berjudul Jeram (Tiga Kumpulan Sajak) terbagi menjadi tiga sajak yakni Sajak-sajak hijau, Kaki langit lain dan Satu saat dalam sejarah.
Ilustrasi Sajak Sunda. Foto atau puisi rakyat merupakan kesusastraan rakyat yang bebentuk terikat fix phrase dan sudah tentu bentuknya. Sajak dibentuk dari beberapa kalimat, ada yang berdasarkan mantra, ada yang berdasarkan panjang pendek suku kata, lemah tekanan suara, atau hanya berdasarkan dari Buku Ajar Mata Kuliah Folklor yang ditulis oleh Lira Hayu Afdetis Mana dan Samsiarni 2018 80, keberadaan sajak dan fungsi rakyat pada masyarakat adalah sebagai alat kendali sosial tergolong sisindiran, hiburan, memulai satu permainan yang dapat kira rasakan pada sajak, dan menekankan atau mengganggu orang satu sajak yang khas dari Indonesia adalah sajak Sunda, sebuah karya sastra tradisional dari Jawa Barat. Nah, artikel kali ini akan membahas lebih lanjut mengenai sajak Sunda beserta Sunda, Karya Sastra TradisionalIlustrasi Sajak Sunda. Foto masa sehabis Perang Dunia II, beberapa orang penyair yang berasal dari Tanah Sunda, Jawa Barat, menulis beberapa sajak Sunda dalam bentuk pupuk, seperti Sanusi Pane, misalnya Ramadhan K. H. 1927–2006, Surachman lahir 1936, dan Ayatrohedi 1939–2006 alam bahasa Indonesia. Dikutip dari buku Puisi Modern Sebuah Pengantar yang ditulis oleh Ajip Rosidi 2012 35, adapun tujuan mereka adalah bercermin pada kesusasteraan bahasa daerahnya, yaitu bahasa Sunda. Pola pupuh Dandanggula dalam bahasa Jawa sama dengan sajak bahasa Sunda, begitu juga pola Kinanti, Asmarandana, Pangkur, dan pupuh-puh Sayang I/ Ramadhan K. lengang nyobek hati,Bintang pahlawan di dada,Kembang rampe di kuburan,Fajar pijar, bulan perak,Takut mengungkung di lepas terbang lari,Itulah penjelasan mengenai sajak Sunda, karya sastra tradisional dari Jawa Barat. Semoga informasi ini bermanfaat! CHL
Jawaban Tema sajak ini adalah cinta pada Tanah air Sunda. Tanah Sunda yang dulu dijajah oleh gorombolan. Penjelasan: TANAH SUNDAKarya : Ajip RosidiHéjo pagununganPaul lautanHéjoPaulLangit na haté kuringMasing dimana kuring nangtungMasing kamana kuring leumpangTanah lémbok tempak bumetahAngin nyeot nyiuman tarangMasing dimana anjeun nunjukMasing iraha anjeun cumelukKuring mo mumpang
Daftar Isi Cara Membuat Sajak Sunda 1. Imaji 2. Simbol atau Lambang 3. Musikalitas atau Irama 4. Suasana dan Tema 5. Gaya Bahasa 15 Contoh Sajak Sunda dan Terjemahannya 1. Jante Arkidam karya Ajip Rosidi 2. Lagu Paturay karya Surachman 3. Pesta Demokrasi karya Iwan Muhammad R 4. Meri karya Apip Mustopa 5. Hujan Poyan karya Apip Mustopa 6. Kamerdikaan karya Apip Mustopa 7. Gupay Lembur karya Nano S. 8. Dosa karya Apip Mustopa 9. Paliwat Dina Kareta karya Kis. Ws. 10. Manusa Sunda Neangan Jalan karya Ajip Rosidi 11. Pamayang karya Rachmat M. Sas. Karana 12. Bongan Kitu karya Juniarso Ridwan 13. Lagu Hirup karya Eddy D. Iskandar 14. Pangbalikan karya Wahyu Wibisana 15. Silih Tulungan Urang Sunda aseli pasti bangga dengan sajak Sunda yang memiliki makna indah dan tetap menjunjung budaya bahasa Sunda. Terlebih menciptakan karya sajak Sunda pun sebetulnya tidaklah rumit. Hanya perlu memperhatikan beberapa aspek kebahasaan. Berikut cara membuat dan contoh sajak Sunda yang bisa dijadikan referensi Membuat Sajak SundaDalam lembar penelitiannya, Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra Universitas Pendidikan Indonesia FPBS UPI menjelaskan sedikit terkait sajak Sunda. Pada awal lahirnya, masyarakat Sunda tidak langsung menerima sajak Sunda, malah ada pihak yang menolak karena dianggap barang kepunyaan bangsa lain, bukan milik orang Sunda. Selain itu, karangan dalam bentuk sajak itu sulit yang menjadi tempat menulis sajak, yaitu majalah dan surat kabar. Sajak-sajak yang dimuat di media dikumpulkan menjadi satu buku kumpulan sajak, di antaranya Lalaki di Tegalpati karya Saudi, Ombak Laut Kidul karya M. Sas. Karana, Katiga karya YayatHendayana, dan masih banyak lagi. Dalam pembuatan sajak, perlu memperhatikan lima unsur. Unsur tambahan dalam sajak Sunda hanyalah satu, yaitu memahami bahasa Sunda baik yang halus maupun yang kasar. Hal ini berkaitan dengan estetika dan keseragaman dalam pemilihan kata. Lima unsur lain yang pelu diperhatikan ialah1. ImajiImaji adalah gambaran yang terasa, terdengar atau terlihat sekalipun hanya dalam bayangan pada sebuah sajak. Ini punya kaitan erat dengan bayangan visual yang coba digambarkan Simbol atau LambangDalam syair, simbol atau atau lambang meminjam arti pada satu kata untuk menyampaikan maksud. Kalau temanya menceritakan tentang mati, simbolnya juga harus sesuai. Misalnya simbolnya dengan Musikalitas atau IramaUnsur ini memiliki maksud agar sajak tersebut mempunyai irama. Ini berkaitan dengan estetika saat diucapkan. Maka, dalam membuat syair Sunda memang sebaiknya memahami banyak kosakata bahasa Sunda agar mampu menciptakan irama syair yang Suasana dan TemaDua unsur ini ini jangan sampai bersilangan. Kalau sajak itu temanya tentang mati, sudah pasti suasananya juga jangan sampai suasana yang Gaya BahasaGaya bahasa dalam sajak tidak hanya terbatas pada gaya bahasa pada umumnya, seperti metafor, personifikasi, dan lainnya. Gaya bahasa dalam sajak itu akan dipengaruhi oleh pengalaman dan latar belakang penulis sajaknya Contoh Sajak Sunda dan TerjemahannyaBerikut ini ada sepuluh sajak Sunda karya beberapa penyair, lengkap beserta Jante Arkidam karya Ajip RosidiPanonna beureum siki sagaLeungeunna seukeut lalancip gobangniplasan badan palapah gedangArkidam, Jante ArkidamDi pangaduan di kalangan ronggengNgan hiji jagoanArkidam, Jante ArkidamTi peuting angkeub ku mendungJante raja alam petangMatek aji panarawanganManjing ka liang sasoroting sinarJariji beusi pakgade milang ku RamonaNgagisik hayang sidikJante mencrong mantri pulisi"Ki Mantri, tindakan andika lelewa bikangNgabokong jalma keur tibra"Arkidam ditalikung leungeun duaSorot matana ngentab seuneuanSamemeh beak poe kahijiJante minggat nitih cahyaKaluar ti panjaraSamemeh cunduk peuting kahijiMantri pulisi nyungseb di dasar walunganTeu mata biji sagaTajam tangannya lelancip gobangBerebahan tubuh-tubuh lalang dia tebangArkidam, Jante ArkidamDinding tembok hanyalah tabir embunLunak besi di lengkungannyaTubuhnya lolos di tiap liang sinarArkidam, jante ArkidamDi penjudian, di peralatanHanyalah satu jagoanArkidam, Jante ArkidamMalam berudara tubaJante merajai kegelapanDisibaknya ruji besi pegadaianMalam berudara lembutJante merajai kalangan ronggengIa menari, ia ketawaMantri polisi lihat kemariBakar meja judi dengan uangku sepenuh sakuWedanan jangan ketawa sendiriTangkaplah satu ronggeng berpantat padatBersama Jante Arkidam menariTelah kusibak rujibesiBerpandangan wedana dan matri polisiJante, Jante ArkidamTelah dibongkarnya pegadaian malam tadiDan kini ia menariAku, akulah Jante ArkidamSiapa berani melangkah kutigas tubuhnyaBatang pisangTajam tanganku lelancip gobangTelah kulipat ruji Lagu Paturay karya Surachman nyawa kari sakesetan napas biolaNgeleperkeun lagu lumayung hideungTengtrem temen anjeun nyangsaya, enungLuang ka tukang ngulahek nembongan lilaSakesetan duh sakesetan ti dinya sirnaMutiara kuring tina watangnaNapas biola nu ngagerihanNyekleukna jero kehidupan seperti nafas biolaMelepaskan lagu hitamAssalamu'alaikum sahabatButuh waktu lama untuk bekerjaItu tersesat dari sanaMutiara saya dari uangNapas biola mendebarkanMembungkuk dalam Pesta Demokrasi karya Iwan Muhammad RMun rek enya boga karep nu sarua, naha bet pada-padaMun rek enya mawa batin rahayat, naha bet ngamurah-mareh darajatSagala diumbar carita seja ngabebaskeun waragad sakola,Muka lapangan kerja, atawa ngangkat sora nu weritTapi naha bet parasea marebutkeun paisan tutungBanner, baligho,spanduk jeung poster-poster ngarumekan kotaJalan-jalan leuseuh teu beda jeung runtah nu cenah urang kokolakeunGang-gang pararoek heurin tetenjoan, tembok-tembokna jadi majalah dindingNaha bet ngolok-ngolok duit, geuning sakabeh eta teh teu beunangDipake mungkus peda-peda acan, bororaah laku dijual atawa dipakeNyimbutan barudak nu tinggolepak di emper toko jeung lampu-lampu stopanKahujanan, kapanasan pamustunganana digalaksak ku angin peutingGudawang lebah tarang, gorowong genggerongNu make kopeah, nu make tiung, nu make kabaya, nu make baju supermenNu dipoto jeung monyet, nu jeung caleg artisna, nu api-api jadi senimanNu api-api jadi kiyai, nu api-apai jadi olahragawanKabeh teu bisa ngalawan ninggang datang paceklik ka rahayatNu cenah rek diwakilan ku ngarudag naon atuh, aya pesta demokrasi teh siga nu moro bagongMarawa anjing bari dibarajuan ku rupa-rupa gambarKabeh pada boga cita-cita, mawa visi jeung misi sewang-sewanganHayang meunangkeun naon nu diudagKawas barudak di lembur coko langlayangan, lumpat titatarajong bari panon tanggahTeu ditolih nu dihandap, teu ditempo nu tincakTeu paduli kebon batur ruksak, teu paduli rek cohcor katincak"Nu penting aing meunangkeun nu diudag" omong budak"Kadarieud Kadarieud Yeu ubar hanaang. Pek contreng lebah irungan,Atawa dadana, atawa dina ngaranna atawa dina gambarnadPek gunakeun hak pilihna tong salah, milih luyu jeung hati nuranid"Gorowok partai nu teu sacara langsung nitah milih deui nu nyebutkeun rek bebela ka patani, ngaronjatkeun hasil deui anu ngajangjikeun numpes kamiskinan jeung pengangguranNaha teu era disalindiran ku iklan rokoeMajar beuki loba pilihen, beuki bingung milihnaAtawa nu omat-omatan ulah katipu ku cau badag bisi dijerona cangkang hungkuldMun rek enya boga karep nu sarua, naha bet pada-padaMun rek enya mawa batin rahayat, naha teu sauyunan bae dina nanjeurkeun cita-citaNgawangun nagri nu Anda ingin membawa hati rakyat, mengapa Anda berkompromi dengan gelareKisah diumbar membebaskan biaya sekolahMembuka pekerjaan, atau meninggikan suara yang menyakitkanTapi kenapa menginginkan kemenanganSpanduk, baliho, spanduk dan poster untuk menamai kotaJalan basah tidak berbeda dengan sampah yang mereka katakan kita kelolaJalanan Pararoek penuh dengan pemandangan, tembok menjadi majalah dindingKenapa harus cari uang, semua itu tidak bolehItu digunakan untuk membungkus sepeda, itu dijual, atau digunakanSambut anak-anak yang sedang berbaring di teras toko dengan lampuHujan, panasnya akhirnya dibawa angin di malam hariYang pakai kopeah, yang pakai kerudung, yang pakai kabaya, yang pakai bajumanusia superYang foto bareng monyet, yang foto bareng calon artis, yang semangat jadi artisYang berapi-api menjadi kiyai, yang berapi-api menjadi olahragawanSemua orang tidak bisa melawan sampai kelaparan datang kepada orang-orangYang katanya ingin diwakili oleh mau berbuat apa, ada pesta demokrasi yang seperti berburu babi hutanSetiap orang memiliki tujuan, visi dan misi satu sama lainIngin mendapatkan apa yang kamu kejarSeperti anak-anak di taman bermain bermain layang-layang, berlari dan tersandung untuk sementara waktu mata terangkatJangan melihat ke bawah, jangan melihat apa yang Anda injakSaya tidak peduli jika kebun orang lain rusak, saya tidak peduli jika saya ingin diinjak-injak"Yang penting saya mendapatkan apa yang saya kejar," kata anak laki-laki itu"Sekarangd Ayod Ini adalah obat. Paket lebah hidung,Atau dadanya, atau atas namanya atau dalam gambarnyadSilakan gunakan hak Anda untuk memilih, jangan salah pilih, pilih sesuai hati nurani Andad"Teriak partai yang tidak langsung menyuruhnya juga yang mengatakan ingin membela petani, meningkatkan hasil juga yang menjanjikan pengentasan kemiskinan dan pengangguranMengapa bukan era iklan rokokeSemakin banyak siswa memilih, semakin bingung merekaAtau, jangan terkecoh dengan pisang besar yang namanya cangkang baikdJika Anda ingin memiliki gairah yang sama, mengapa bertaruh satu sama laineJika ingin membawa hati rakyat, kenapa tidak harmonis dalam mempromosikan cita-citaMembangun negara yang Meri karya Apip MustopaDi alam dunyaAsana moal ayaNu bisa hirup sauyunanCara meri saabrulanMun nu ngangon nitah ka katuhuBring ngatuhuMun nu ngangon nitah ka kencaBring ngencaBari disaradaWek wek dunia alamiTidak ada hal seperti ituItu bisa hidup harmonisBagaimana cara iri hati sebulanJika gembala memerintahkan ke kananAyoJika gembala memerintahkan ke kiriBawa kiriSementara itu terdengarWek wek Hujan Poyan karya Apip MustopaDeuleu, panonpoe huhujananBoa pohaci marandiIeung, panonpoe teh cirambayBoa aya nu digupaySssttt, geuing ieu hujan poyanBoa karuhun keur matahari adalah hujanBoa pohaci marandiYa, matahari bersinarAda yang bisa dinikmatiSssttt, hujanLeluhur Boa untuk Kamerdikaan karya Apip MustopaKamerdikaan teh, jangJukut ngemploh sisi jalanNu teu weleh katincakanKu nu resep mabal jalanKamerdikaan teh, jangJukut ngemploh di sampalanDihakanan ingon aburanAtawa diararitanTapi teu weleh parucukanKamedikaan teh, jangWaruga aki-aki nu rangkebongDada ngagambang panon celongTeu ari mikiran BungRerumputan tumbuh di pinggir jalanYang tidak tahanSaya suka jalan kakiKemerdekaan, BungRumput tumbuh di rumputItu dimakan sebagai sampahAtau diareTapi itu tidak masalahIni obat, manWarung aki-akiDada berdebar-debarJangan pikirkan Gupay Lembur karya Nano panineungan kiwari nembongan deuiBasa rek ningalkeun lembur, rek miang tolabul ilmiKacipta Ema jeung Bapa, gugay jajap pangharepanDi bandung muga sing jucung, gancang mulang ka sarakanGupay-gupay panineungan kiwari nembongan deuiBasa beus ninggalkeun stanplat, hae mah puguh tibelatKacipta cisoca Ema, nu rambisak kingkin sedihPileuleuyan dayeuh Garut, kapaksa urang papisahMunggaran hirup di BandungBeungeut lembur kapigandrungDisusukan marak laukBalap ngojay ulin leutakLuhur pasir peperanganHanaang ngala duweganLalakon manjang di BandungLembur ngan ukur galindengDuriat ngan dina lebaranBetah ditempat ngumbaraPageuh jeung adeg sawawaGupay-gupay panineungan kiwari nembongan deuiKatingtrim hirup dilembur ngahariring ngajak mulangKacipta Ema jeung Bapa, nelengnengkung nimbang incuNgan hanjakal sagalana, nu di jugjug geus teu kini muncul kembaliKetika Anda ingin pergi lembur, Anda ingin meninggalkan sekolah sainsDiciptakan oleh Ibu dan Ayah, berikan harapanDi Bandung, semoga bahagia, cepat kembali ke SarakanKegembiraan kini muncul kembaliKetika bus meninggalkan halte, saya sedang terburu-buruCiptaan mata ibu yang penuh dengan kesedihanKota Garut hancur, kami terpaksa berpisahPertama kali tinggal di BandungWajah lembur itu angkerDiberi makan banyak ikanBerlomba untuk berenang dan bermain di lumpurDi atas bukit perangJalan-jalan di BandungLembur hanya membosankanKebahagiaan hanya di hari raya idul fitriTempat yang nyaman untuk bepergianBersikaplah tegas dan dewasaKegembiraan menonton kini muncul kembaliKehidupan terlalu banyak bekerja, menunggu untuk mengundangnya kembaliDibuat oleh Ibu dan Ayah, membungkuk untuk mempertimbangkan cucu merekaSayang sekali semua yang ada sudah tidak ada Dosa karya Apip MustopaDatangna teu karasaKawas impian janariJiga nimat jiga sawargaTapi lamun pajar geur peuyarKarasa diri leuwih rucah manan meriInget ka basisir tempat balabuhDi mana layar geus rapuhDosaLeuwih amis manan anggurMun seug nembag dada nu diaburTapi di mana tumiba laraKaduhung poe make ditundungDuh gustiNajan ka mana nya inditDosa teu weleh tidak datangSeperti mimpi tentang makananIni seperti surgaTapi jika sulit di belakangAku merasa seperti aku lebih bangga pada diriku sendiriIngat pantai dimana pantai itu beradaDimana layarnya rapuhDosaLebih manis dari anggurJika Anda memukul dada yang berserakanTapi mana yang sakiteAku menyesali hari aku hamilYa TuhanTidak peduli kemana dia pergiAdalah dosa untuk tidak Paliwat Dina Kareta karya Kis. Jakarta-SurabayaJeung Surabaya-BandungPaliwat tengahing jalanDuanana tonggoy nyemprungPanumpang paboro-boro ngaralongPapaliwat papada numpukan kilatSemet silih reret sahorelatIeu diri bet asa reg cicingNu maju tingbelesurUkur Jakarta-SurabayaDan Surabaya-BandungBerpapasan di tengah jalanKeduanya melesat cepatPenumpang menengok dari jendelaSama-sama menunggang kilatHanya saling lirik sekelebatMengapa diri serasa berhentiYang melesat terbangHanya Manusa Sunda Neangan Jalan karya Ajip RosidiManusa Sunda neangan jalanHirup anyar anu endahHirup endah nu can karampaTapi pasti bakal datingTata lawas taya tempat keur anjennaNajan alus teu kapakeManusa Sunda ngalelebah poe engkeAdat lawas geus diruang anu anyar can kateangSatengahing jalanSagala dirampaUnggal barang diajaranDirasa ku rasaDipake ku hateHenteu pageuh henteu udarMun baheulaAya tatangga hilang - riab pada neangAya orok di jarian - jadi catur eusi lemburAya parawan mendeyang - unggal mojang kaisinanBungah deungeun bungah kuringSedih kuring dibantuanKiwariNu lian tilar - teu jadi sualBayi diruang - teu anehCan rimbitan geus orokan - teu kudu eraSewang-sewanganMantuan jadi jasa nu wajib Sunda mencari jalanHidup baru yang indahHidup indah yang belum terabaNamun pasti akan datangAdat lama tiada tempat bagi kiniMeski baik tak terpakaiManusia Sunda mengira-ngira hari nantiAdat lama sudah dikubur yang beru belum ketemuDi tengah perjalananSemua dirabaSetiap benda dicobaDirasa dengan rasaDikenakan pada hatiTiada erat, pun tiada lepasKalau dahuluAda tetangga meninggal - orang-orang datang melawatAda bayi di tempat sampah - jadi buah bibir orang sekampungAda gadis bunting - semua dara mendapat maluSuka orang lain adalah sukanya sendiriDuka hati dibantu orangKiniYang lain meninggal - tak jadi soalBayi dikubur - tiada anehBelum nikah beranak - tak usah maluSendiri-sendiriMembantu adalah jasa yang wajib Pamayang karya Rachmat M. Sas. KaranaBulan imutNgangkleung di langitBudak ulin di buruanAngin daratMuru ka lautPamayang nyolendang korangParahu leutikLaju nyiriwikNganteur usaha di sagaraWarna perak'na beungeut ombakBeuteung lauk tingborelakNu jadi harepanPikeun kahirupanLaut lega paparin lucuMembungkuk di langitAnak-anak bermain di halamanAngin daratPergi ke lautNelayan mencarimuKapal kecilKecepatan lambatMemberikan bisnis di lautWarna perakWajah ombakIkan perut tingborelakItulah harapanUntuk kehidupanLaut terbuka lebar Bongan Kitu karya Juniarso RidwanBongan kitu disebutna, puguh megaDipapay di awang-awang cek aing anginBongan kitu karasana, nyerina raheutTatamba ka saban tabib cek aing ngimpiBongan kitu digambarna, geulis kabina-binaDitepungan unggal wayah cek aing werejitBongan kitu pandena, nyarita soranganDitataan di rs jiwa cek aing elingBongan kitu ayana, beda jeung nu lianDiguliksek dina kamus cek aing ibadahBongan kitu itunganana namanya, malasMelambai di langit periksa anginIni sangat menyakitkan, sangat menyakitkanPerlakukan setiap dokter periksa mimpikuBegitulah cara menggambarnya, itu indahBertemu setiap saat periksa aing werejitItu benar, dia berbicara untuk dirinya sendiriDisusun dalam rs jiwa Saya akan memeriksa kesadaran sayaItu ada, beda dari yang lainMencari di kamus centang saya beribadahItu perhitungannya Lagu Hirup karya Eddy D. IskandarUnggal poe unggal lengkahNataan tanggal dina kalenderAngger aya nu diarep-arepAri umur melesat henteu kajeueungDina beja dina caritaTeu weleh aya nu miheulaanWarna-warni kajadian. Teu kapirengDa puguh katalimbeng rusiahDina sakeclak cimata. Aya kasedihNu teu kedal. Dina kongkolakKahirupan. Aya nu miangTeu mulang hari setiap langkahSusunan tanggal dalam kalenderSelama ada sesuatu yang dinanti-nantikanHari ini, usia cepatDalam berita dalam ceritaTidak ada presedenAcara penuh warna. Tidak mendengarIni sebuah rahasiaDalam sekejap air mata. Ada kesedihanItu di dalam cangkangKehidupan. Seseorang pergiJangan Pangbalikan karya Wahyu WibisanaIuh, iuh gunung kuringAngin ulin dina embun-embunanSawaktu-waktu kuring kudu nepunganDumeh hirup halabhab cintaDi maranehna nya ayanaAya sababna kuring tibelatAya sababna kuring pegatTapi nu ahir lain kaabadianKakasih dina hate ngawih deuiIuh,iuh gunung kuringNyata, nyata tanda-tandaNgabalungbung jalan hirupNepi ka nyawa rek asupKa maranehna kuring rek balikKa maranehna kuring rek oh gunungkuAngin bermain di embunTerkadang aku harus bertemuKarena hidup dalam cintaItu ada di dalamnyaAda alasan aku lelahAda alasan aku patahTapi akhir bukanlah keabadianKekasih di hati terlahir kembaliOh, oh gunungkuNyata, tanda-tanda nyataMenutupi jalan hidupSampai mau masukAku ingin kembali kepada merekaSaya ingin mengucapkan selamat tinggal kepada Silih TulunganNyiruan dina pancuranTiteuleum meh bae paehTitiran nenjo yiruanKanyaah mapaes hateGeuwat metik dangdaunanDiragragkeun kana caiNgarayap eta yiruanTeu tulus nemahan patiTitiran ku paninggaranDiintip-intip dipanahNyiruan mulang tarimaNyeureud bitis paninggaranPaninggaran ngagurubugTeu tulus manah TitiranGeus lesot kabeh bangbaluhLantaran silih di kamar mandiHampir tenggelamCinta terbayarkan dengan kebencianSegera petik daunnyaDijatuhkan ke dalam airItu merangkakMati itu tidak ikhlasTitirin dengan anggaranMengintip dan menembakLebah kembali untuk menerimaMenyengat kaki pengantinIni berantakanHati Titiran tidak tulusSemua bangbaluh telah tergelincirKarena mereka saling detikers, itulah tadi beberapa pengetahuan dan contoh sajak Sunda. Sangat menarik, ya? Kamu pun bisa melantunkan sajak Sunda ini saat berkunjung kampung halamanmu. Simak Video "Tren Penelusuran Lifestyle di Google Meningkat Pesat, Apa Penyebabnya?" [GambasVideo 20detik] aau/fds
Ajiprosidi héjo pagunungan paul lautan héjo paul langit na haté kuring masing dimana kuring nangtung mas. Ajip rosidi hjo pagunungan paul lautan hjo paul langit na hat kuring masing dimana kuring nangtung masing. Pasanggiri Ngarang Naskah Sisindiran Sebuah pengantar yang ditulis oleh ajip rosidi (2012: Sajak ajip rosidi basa sunda. Daftar isi [ hide]
Metropole Malampegangsantimur 21mandi cahya ikan-ikan dalam kolamdikilap kaca dan kedalaman pandangnyanyanyi bukan keisengan perempuanmalam lari dan kaca mengair sepisepanjang pantai senantiasa mimpimengatasi lengking hatinyacakup dua bibir dan riak meminggirdi tepi sepi pemimpi mandi cahyadi balik keraguan mimpinya19 Juli 1954Sumber Majalah Seni April, 1955Puisi Metropole MalamKarya Ajip RosidiAjip Rosidi lahir pada tanggal 31 Januari 1938 di Jatiwangi, Majalengka, Jawa Rosidi meninggal dunia pada tanggal 29 Juli 2020 pada usia 82 tahun di Magelang, Jawa Rosidi adalah salah satu Sastrawan Angkatan 66.
TANAHSUNDA Karya : Ajip Rosidi. Héjo pagunungan Paul lautan Héjo Paul Langit na haté kuring. Masing dimana kuring nangtung Masing kamana kuring leumpang TUKEURAN IEU SAJAK Karya : Yus Rusyana. Tukeuran ieu sajak Kusalimbar simbut atawa samak saheulay Uheug rungkupkeun ka barudak anu teu kaburu heuay
Sundanese poetry of the period 1949-1962 was influenced by social events at that time, often the problems conveyed in poetry were irony, open, open, serious, satirical, and sentimental. Therefore, the aim of the research is to describe 1 the tone of the author, and 2 the fact of humanity that is reflected in his poems. This research is a qualitative research using analytic descriptive method. The technique of collecting data uses the study of documentation and contemporary author interviews. Poetry data was chosen 25 poems from 40 poems collected based on the year of publication, theme, and the poetry of the poem. The results of the study are based on the themes of the 1949-1962 Period poetry, namely 1 love for the motherland, 2 love for fellow human beings, 3 humanity, 4 mobs, 5 philosophical reflections, and 6 death. The tone analyzed in poetry includes formal attitudes in 11 poems, intimate attitudes in 11 poems, and arrogant attitudes in 3 poems. The conclusion of this study is the Sunda poem Period 1949-1962 raised about 1 love in the land of water / land Sunda, 2 love for fellow human beings, 3 humanity, philosophical contemplation, 3 hordes, 5 philosophical reflections, and 6 death. AbstrakSajak Sunda periode 1949-1962 dipengaruhi oleh kejadian sosial pada masa itu, seringkali masalah yang disampaikan dalam sajak yaitu ironi, terbuka, terbuka, serius, satir, dan sentimental. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian adalah mendeskripsikan 1 tone/nada pengarang, dan 2 fakta kemanusiaan yang tergambar dalam sajak-sajaknya. Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif yang menggunakan metode deskriptif analitik. Teknik mengumpulkan data menggunakan studi dokumentasi dan wawancara pengarang sezaman. Data sajak dipilih 25 sajak dari 40 sajak yang dikumpulkan berdasarkan pada tahun terbit, tema, dan titimangsa sajak. Hasil penelitian berdasarkan tema sajak Periode 1949-1962 yaitu 1 cinta tanah air, 2 cinta sesama manusa, 3 kemanusiaan, 4 gerombolan, 5 renungan falsafah, dan 6 kematian. Tone/nada yang dianalisis dalam sajak mecakup dalam sikap formal dalam 11 sajak, sikap intim dalam 11 sajak, dan sikap angkuh dalam 3 sajak. Kesimpulan dari penelitian ini adalah sajak Sunda Periode 1949-1962 mengangkat tentang 1 rasa cinta pada tanh air/tanah Sunda, 2 rasa cinta pada sesama manusia, 3 kemanusiaan, renungan falsafah, 3 Gerombolan, 5 renungan falsafah, dan 6 kematian. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free LOKABASA Jurnal Kajian Bahasa, Sastra, dan Budaya Daerah serta Pengajarannya Volume 11, No. 1, April - 2020, Hal. 92-101 p-2338-6193 print e-2528-5904 online Article URL doi Copyright ©2020 Universitas Pendidikan Indonesia. All rights reserved. 92 Sajak Sunda Periode 1949-1962 Kajian Struktural dan Sosiologi Sastra Zaenal Abidin1, Dedi Koswara2 1SMK Negeri 1 Cisarua, 2Universitas Pendidikan Indonesia zaenala07 Sejarah Artikel Diterima 20 Januari 2020; Diperbaiki 05 Maret 2020; Disetujui 15 April 2020; Published 30 April 2020 Bagaimana mengutip artikel ini dalam gaya APA Abidi, Z. & Koswara, D. 2020. Sajak Sunda Periode 1949-1962 Kajian Struktural dan Sosiologi Sastra Lokabasa, 111, 92-101. doi Abstrak Sajak Sunda periode 1949-1962 dipengaruhi oleh kejadian sosial pada masa itu, seringkali masalah yang disampaikan dalam sajak yaitu ironi, terbuka, terbuka, serius, satir, dan sentimental. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian adalah mendeskripsikan 1 tone/nada pengarang, dan 2 fakta kemanusiaan yang tergambar dalam sajak-sajaknya. Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif yang menggunakan metode deskriptif analitik. Teknik mengumpulkan data menggunakan studi dokumentasi dan wawancara pengarang sezaman. Data sajak dipilih 25 sajak dari 40 sajak yang dikumpulkan berda-sarkan pada tahun terbit, tema, dan titimangsa sajak. Hasil penelitian berdasarkan tema sajak Periode 1949-1962 yaitu 1 cinta tanah air, 2 cinta sesama manusa, 3 kemanusiaan, 4 gerombolan, 5 renungan falsafah, dan 6 kematian. Tone/nada yang dianalisis dalam sajak mecakup dalam sikap formal dalam 11 sajak, sikap intim dalam 11 sajak, dan sikap angkuh dalam 3 sajak. Kesimpulan dari penelitian ini adalah sajak Sunda Periode 1949-1962 mengangkat tentang 1 rasa cinta pada tanh air/tanah Sunda, 2 rasa cinta pada sesama manusia, 3 kemanusiaan, renungan falsafah, 3 Gerombolan, 5 renungan falsafah, dan 6 kematian. Kata Kunci apresiasi; pembelajaran; periode; sajak . Sunda Poetry Period 1949-1962 Structural Study and Sociology of Literature Abstract Sundanese poetry of the period 1949-1962 was influenced by social events at that time, often the problems conveyed in poetry were irony, open, open, serious, satirical, and sentimental. Therefore, the aim of the research is to describe 1 the tone of the author, and 2 the fact of humanity that is reflected in his poems. This research is a qualitative research using analytic descriptive method. The technique of collecting data uses the study of documentation and contemporary author interviews. Poetry data was chosen 25 poems from 40 poems collected based on the year of publication, theme, and the poetry of the poem. The results of the study are based on the themes of the 1949-1962 Period poetry, namely 1 love for the motherland, 2 love for fellow human beings, 3 humanity, 4 mobs, 5 philosophical reflections, and 6 death. The tone analyzed in poetry includes formal attitudes in 11 poems, intimate attitudes in 11 poems, and arrogant attitudes in 3 poems. The conclusion of this study is the Sunda poem Period 1949-1962 raised about 1 love in the land of water / land Sunda, 2 love for fellow human beings, 3 humanity, philosophical contemplation, 3 hordes, 5 philosophical reflections, and 6 death. Keywords appreciation; learning; period; poetry Zaenal Abidin & Dedi Koswara Sajak Sunda Periode 1949-1962... 93 Copyright ©2020 Universitas Pendidikan Indonesia. All rights reserved. PENDAHULUAN Dalam khazanah sastra Sunda, sajak sudah menjadi salah satu warna sejak awal mula kemunculannya. Warna tersebut hadir dari kecerdikan pengarang dalam mengolah rasa dan tema., seperti diketahui tema dalam sajak Sunda tidak lepas dari kehidupan pengarangnya, karena pengarang mampu memberi sikap pada keadaan alam dan kedaan sosial pada masanya. Meskipun dalam sejarahnya sajak dipengaruhi oleh karya sastra asing, sajak tetap terus tumbuh dan berkembang di media cetak dan buku. Hal ini menunjukan bahwa sajak penting dalam dokumentasi sosial, sebab sebuah karya sastra bisa dijadikan jejak rekam untuk menelusuri suatu kejadian. Begitu pun dengan kejadian di Tatar Sunda pada tahun 1949 sampai tahun 1962 M. Ketika itu trauma terasa oleh para pengarang Sunda, mereka memanfaat-kan sajak sebagai dokumen sosial untuk mengekspresikan yang bertujuan agar kejadian-kejadian zaman membangun kesadaran pembaca. Para pengarang Sunda merupakan manifestasi rasa dan ekspresi yang lahir dari batin orang Sunda. Sajak Sunda secara umum tidak hanya bisa dijelaskan secara tekstual atau hanya sebatas isinya saja, tapi bisa juga dengan pendekatan kontekstual yang bisa menjawab bagaimana keadaan ketika itu. Termasuk keadaan tanah Sun-da ketika jaman penjajahan DI. Apabila ditelaah pentingnya penelitian ini lebih menekankan pada sajak-sajak Sunda periode 1949-1962 yang tema sosialnya berhubungan dengan kejadian berontak-nya Kartosuwiryo pembentuk DI/TII. Bentuk sajak dalam sastra Sunda ada dua yaitu sajak bebas dan sajak terikat. Sajak terikat di antaranya carita pantun, sisindiran, jangjawokan, mantra, dll. Bentuk sajak bebas menyebar dan menambah kekayaan khazanah sastra Sunda setelah Indonesia merdeka Ruhaliah, 201079 Sajak terikat diba-tasi oleh aturan yang membentuk sajak itu sendiri, sedangkan sajak bebas tidak menggunakan patokan guru lagu atau guru bilangan. Sedangkan menurut Wel-lek & Warren dalam Pradopo, 201714 sajak merupakan satu struktur yang kom-pleks, untuk memahami sajak perlu analisis mendalam hingga ditemukan bagian-bagian dan hubungan secara nya-ta. Analisis yang mempunyai sifat diko-tomis. Kesimpulannya, sajak merupakan bentuk dari puisi dan tidak terikat oleh aturan dan memiliki kebebasan dalam menentukan ungkara, tipografi, isotopi, dan aspek puitika lainnya tergantung kreativitas dan maksud pengarang dalam mengekpresikan isi batinnya Memahami dinamika karya me-rupakan struktur yang berada dalam proses pembaca yang memberi pendapat, bahkan dalam struktural murni karya sastra berada dalam penelitian struktur yang menelaah unsur-unsur intrinsik saja, sedangkan teks sastra memiliki ke-kuatan yang bisa mengajak pembaca pada hal yang perlu diperhatikan Culler, 1975113-114. Oleh karena itu, mene-laah struktur merupakan interaksi atau proses komunikasi antara teks dan pem-baca. Dalam menganalisis sajak berda-sarkan pada struktur yang dianalisis ha-nyalah menganalisis nada tone. Nada tone dalam karya sastra merupakan nada pengarang authorial tone, dalam arti lain merupakan sikap pengarang kepada pembaca yang disembunyikan dalam masalah yang digambarkan. Me-nurut Baldic dalam Nurgiyantoro, 2018259 menjelaskan tone merupakan kritik tersembunyi yang ditandai oleh suasana hati dan suasana mood or atmosphere. Tone dapat dibatasi penger-tiannya merujuk pada sikap pengarang pada pembaca formal, intim, umaing dan masalah yang disampaikan ironi, kabuki, serius, satir, dan sentimental. Jadi, tone adalah sikap yang dimuncul-kan oleh pengarang pada pembaca serta 94 LOKABASA Vol. 11, No. 1, April 2020 Copyright ©2020 Universitas Pendidikan Indonesia. All rights reserved. masalah-masalah yang dibahas dalam karyanya. Cakupan pendekatan sosisologi sastra sangat luas. Oleh karena itu, Wolf dalam Faruk, 20134 menjelaskan bah-wa sosiologi sastra dianggap sebagai ilmu yang tidak memiliki bentuk formu-lasi dan formulasi teori sebab sifatnya reflektif dan subjektif. Dalam penelitian sastra berdasarkan pada sosiologi sastra, di antaranya yaitu pembagian menurut Wellek dan Waren 1989. Kc. 53, yang membagi sosiologi sastra jadi tiga ba-gian 1 sosiologi pengarang, yang menganalisis mengenai status sosial, ideologi politik, dan hal-hal yang berhu-bungan dengan pribadi pengarang; 2 sosiologi karya sastra, yang mengana-lisis mengenai karya sastra dan ma’na, tujuan, dan konteks dalam karya sasra ; dan 3 sosiologi pembaca, yang meng-analisis mengenai pembaca dan penga-ruh karya sastra untuk masyarakat. METODE Penelitian ini termasuk dalam penelitian kualitatif yang menjelaskan dan menjawab dengan jelas berbagai pertanyaan penelitian. Dalam penelitian ini dijelaskan struktur dan hubungan sosial yang ada dalam data sajak Sunda periode 1949. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik. Artinya, penelitian ini lebih memusatkan pada usaha menggali unsur-unsur yang bisa menjelaskan maslah yang diteliti. Pada pelaksanaanya metode yang digu-nakan tidak hanya mengumpulkan dan mendeskripsikan data, tapi juga meng-analisis dan menginterpretasinya. Oleh karena itu, metode deskriptif analitik yang digunakan pelkasanaanya lebih pada kerja kritik. Tahapan-tahapannya meliputi 1 deskripsi, 2 Analisis, 3 Interpretasi Data penelitian dikumpulkan melalui dua teknik, yaitu studi doku-mentasi dan wawancara. Teknik studi dokumentasi digunakan untuk mengum-pulkan data-data sajak Sunda Periode 1949-1962 yang mengangkat tema tentang gangguan DI, khusunya gang-guan yang dialami oléh masarakat Sun-da. Sedangkan teknik wawancara Nara-sumber yang dipilih dengan kriteria pengarang sejaman yaitu 1 Abdullah Mustaffa, 2 Ajip Rosidi, dan 3 Iskan-darwassid. Sumber penelitian ini adalah Majalah Warga 1952-1960, Sunda 1953. Selain majalah juga dianalisis dari buku-buku antologi di antaranya Kandjutkundang cetakan ke-1 tahun 1963, Puisi Sunda Selepas Perang Dunia Kedua jilid 1 dan jilid 2 1979, antologi Sajak Sunda 2007 dan Bungur Jalan ka Cianjur 2017. HASIL DAN PEMBAHASAN Sajak yang menggunakan tema cinta tanah air/ tatar sunda dalam 3 sajak yaitu sajak Tanah Sunda karya Ajip Rosidi, sajak mihapé pentil kuring karya dan sajak Pasundan karya Yus Rusamsi. Tema cinta sesama manusa da-lam 3 sajak yaitu sajak Pancaka karya Dedy Windyagiri, sajak Kembang Tan-jung dan sajak Reumis Beureum dalam Eurih karya Wahyu Wibisana. Sajak yang mengandung tema kemanusiaan dalam 2 sajak tergambar dalam sajak Peuting karya Ayatrohaedi dan Haleuang Haté karya Eddi Tarmiddi. Sajak yang mengangkat tema gorombolan di antaranya menggambar-kan 1 rasa takut yang dialami subjek lirik dalam 10 sajak yaitu sajak Guludug Peuting karya Ami Raksanagara, sajak Peuting karya Eddi Tarmiddi, sajak Sareupna di Padésaan Sunda karya Kis WS, sajak Keur Jempling Kageuing Nyaring karya MAS, sajak Pragmen karya Min Resmana, sajak Ti Nu Istirah karya Oji Setiadji A R, sajak Hujan karya Sajudi, sajak Peuting di Kampung karya Yus Rusamsi, sajak Nu Jaga di Daérah Sangkar karya Yus Rusamsi, dan Pameungpeuk karya Yus Rusyana. Tema sajak tentang gerombolan yang menggambarkan nasib yang me- Zaenal Abidin & Dedi Koswara Sajak Sunda Periode 1949-1962... 95 Copyright ©2020 Universitas Pendidikan Indonesia. All rights reserved. ngungsi ke kota ada 2 sajak yaitu sajak Bandung karya Ayatrohaedi dan sajak Balada Bapa kolot karya Surachman RM. Dan sajak tentang gorombola yang isinya tentang kesedihan dalam 1 sajak yaitu sajak Kembang Tanjung Panineu-ngan karya Wahyu wibisana. Tema kesarakahan manusia yang digambarkan dalam 1 sajak yaitu sajak Di Sampalan karya Yus Rusyana. Tema sajak yang isinya renungan falsafah ada 2 sajak dalam sajak seni hirup karya Kis WS dan sajak Langit Ceudeum karya Sajudi. Dan sajak yang isinya tentang kematian yang disebabkan oleh keseng-saraan dalam 1 sajak yaitu sajak Di Désa Werit karya Tone sajak meliputi sikap serta hal yang di sampaikan oleh pengarang. Hasil analisis, Tone/nada yang dianalisis dalam sajak meliputi sikap formal aya 11 sajak, sikap liket aya 11 sajak, dan sikap umaing aya 3 sajak. Sedangkan hal yang disampaikan diantaranya ironi, terbuka, serius, Satir, dan sentimental. Hasil analisis tone dirangkum dalam tabel berikut Tabel 1 Analisis Tone Sajak Sunda Periode 1949-1962 Sareupna di Padésaan Sunda Keur Jempling Kageuing Nyaring 96 LOKABASA Vol. 11, No. 1, April 2020 Copyright ©2020 Universitas Pendidikan Indonesia. All rights reserved. Reumis beureum dalam eurih Kembang Tanjung Panineungan Nu Jaga di Daérah Sangkar Sajak Periode 1949 Di bawah ini adalah contoh salah satu data yang dianalisis. a. Data Sajak “Tanah Sunda” Karya Ajip Rosidi TANAH SUNDA Ajip Rosidi Héjo pagunungan Paul lautan Héjo Paul Langit na haté kuring Masing di mana kuring nangtung Masing kana kuring leumpang Tanah lémbok tempat bumetah Angin nyéot nyiuman tarang Masing di mana anjeun nunjuk Masing iraha anjeun cumeluk Kuring mo mungpang Kuring rék datang Neueulkeun tarang neueulkeun jantung Kuring tungtung teuteupan Kuring tungtung Teuteupan Tungtung bedil ngincer dada Kuring geus nyaksian getih ngabayabah Getih maranéhna nu mikacinta anjeun Kuring geus nyaksian panon carelong tanggah Jasad nu ruksak ngalungsar na dada anjeun Héjo pagunungan paul lautan Taya kamarasan ngan katugenahan Héjo pagunungan paul lautan Taya katengtreman ngan ancaman Ngan lantaran kuring cinta Ngan lantaran kuring tresna Langit hibar lembur musnah Jalan lecek ngabalungbung ka kota 7 Kembang beureum buah biru Kembang wéra kembang jayanti Tanah tempat kuring sideku Ngurungan mun kuring nepi ka pati 8 Dari Kiwari No 4-5-6 September-Oktober-November 1957 Zaenal Abidin & Dedi Koswara Sajak Sunda Periode 1949-1962... 97 Copyright ©2020 Universitas Pendidikan Indonesia. All rights reserved. b. Deskripsi Sajak “Tanah Sunda” Karya Ajip Rosidi Pada sajak ini di gambarkan alam Sunda yang penuh dengan kein-dahan. Pada lirik pertama ungkara Héjo pagunungan / Paul lautan /Héjo / Paul / Langit na haté kuring Alak paul lautan menunjukan kekayaan alam Sunda. Kuring lirik ada hubungannya dengan pembaca yang menjadi subjek dalam sajak. Ke mana pun kuring lirik per-gi pada lirik kedua. Lunta atau pergi dalam arti mencari nafkah atau pindah tempat tinggal, tetap tanah Sunda hidup sebagai tempat yang lémbok tempat bumetah. Angin terasa /nyéot nyiuman tarang./ memiliki arti kuring lirik dekat sekali jiwanya dengan alam dan lingkungan Sunda. Kuring rumpaka yang meru-pakan bagian dari masyarakat Sunda. Pada lirik ketiga /Masing di mana anjeun nunjuk / Masing iraha anjeun cumeluk/ Kuring mo mungpang .../ Anjeun lirik merupakan gangguan yang datang ke tanah Sunda untuk menjajah. Tanah Sunda itu dirusak dan dirampas ketentramannya oleh gorombolan. / Kuring mo mumpang…/ kuring lirik yang menempatkan dirinya sebagai bagian dari masyarakat Sunda de-ngan sepenuh hati akan membela Sunda dengan cara mengorbankan apapun. Tanah Sunda akan dibela dan diperjuangakan dan dihalangi sekuat tenaga oleh kuring meskipun tung-tung bedil ngincer dada. Kuring lirik menempatkan dirinya di tungtung teuteupan untuk menghadapi musuh yang mengganggu. Di hadapan mu-suh yang mengganggu hanya ada kuring lirik dijelaskan di bait keempat. Tokoh yang bersama-sama dengan kuring lirik menyaksian sen-diri bagaimana bayabahna getih yang mencintai tanah Sunda. Kuring lirik menyaksikan sendiri mata yang penuh pengharapan pada Allah SWT, pada bait kelima lirik ketiga. / Kuring geus nyaksian panon ca-relong tanggah//. Jasad nu ruksak…/ yang ditindas kehidupannya ruksak ngalungsar di tanah Sunda. /Taya kamarasan ngan katugenahan./…/ Taya katengtre-man ngan ancaman// itu yang dira-sakan oleh masyarakat Sunda setiap ada ancaman. Tanah Sunda yang di-liputi pegunungan dan laut yang indah kini yang ada hanya katugenah dan ancaman yang digambarkan di pada keenam. Jelas tergambar bagai-mana masayarakat Sunda tidak me-rasa nyaman dan terganggu. Pada bait ketujuh dijelaskan alasan kuring lirik membela tanah Sunda yaitu karena kuring lirik memiliki rasa cinta pada tanah Sunda. Tokoh kuring lirik ingin lunta atau pergi ke kota tapi tapi /jalan lecek ngabalungbung kakota../ karena tidak jelas tujuannya dan takut ada gangguan datang tiba-tiba. Amarah yang sangat meng-gebu digambarkan dengan /kembang beureum buah biru/ yang memiliki arti amarah yang menimbulkan perpecahan. Warna beureum atau merah ada pada apim begitu juga warna biru yang menggambarkan inti api paling panas. Meskipun begiu alam Sunda tetap terasa /kem-bang wera kembang jayanti/. Tem-pat di mana kuring lirik tinggal bersama keluarganya. Menaungi jika suatu saat kuring lirik harus meninggal dunia. c. Tema Sajak “Tanah Sunda” karya Ajip Rosidi Tema sajak ini adalah cinta pada Tanah air Sunda. Tanah Sunda yang dulu dijajah oleh gorombolan. Tokoh kuring lirik terasa sekali membela tanah airnya. Dalam bait 98 LOKABASA Vol. 11, No. 1, April 2020 Copyright ©2020 Universitas Pendidikan Indonesia. All rights reserved. terakhir kuring lirik sangat berharap dirinya bisa dikubur di Tanah Sunda sebagai wujud cintanya. Meski hanya sekilas sajak ini juga menggambarkan pengalaman yang pernah dialami oleh masyarakat Sunda. Peristiwa-peristiwa ketir yang mengerikan dan sangat mem-bekas di hati dan pikiran masyarakat Sunda. d. Tone sajak Tone dalam sajak ini dibahas berdasarkan sikap pengarang pada pembaca dan masalah yang ter-gambar pada sajak. Sajak ini menem-patkan pengarang seolah dekat de-ngan pembaca, dengan arti penga-rang intim pada pada pembaca. Sikap intim tergambar pada kata kuring dan andan. Kuring lirik apabila dibaca akan terasa kuring pembaca. Dalam hal ini pengarang yang serasa dengan pembaca tinggal di Tanah Sunda atau orang Sunda asli. Masalah yang fatal tergambar pada kata katugenahan, ancaman, musnah. Sedangkan cinta, dan, tresna yang mendasari kuring lirik membela tanah Sunda. Masalah lain yang nampak adalah satir yang bersifat menyindir. Intinya, seperti seolah ikut mengkhawatirkan hal ini tergambar pada kata celong dan lecek. Ada juga masalah yang seperti menyayangkan tergambar pada kata héjo, paul, dan lémbok. Sedangkan masalah yang menyindir tergambar pada kata kembang beureum, buah biru, kembang wéra, dan kembang jayanti. Kembang beureum merupakan sindiran bagi orang-orang yang terus menuruti hawa nafsunya atau bagi orang yang menjajah. Buah biru merupakan sindiran bagi orang-orang yang sera-kah dan mengganggu. Sedangkan kembang wera dimunculkan dari sindiran yang membuat malu /era, tapi apabila dilihat artinya wéra artinya marah, dengan arti ain amarah untuk para penjajah. Kembang Jayanti lebih menggam-barkan harapan agar tanah Sunda lebih maju dan unggul. Menurut kamus LBSS 1985 Jayanti merupakan nama tumbuhan kecil yang daunnya mirip pete selong. Biasanya digunakan untuk obat sakit perut. Hal ini menunjukan sindiran agar segera diobati atau diselesaikan masalah-masalah yang muncul. Masalah yang sentimental juga digambarkan pengarang dengan kata sideku dan pati pada lirik terakhir. Rasa yang nampak pada bait ini sudah tentu rasa pasrah dan menerima takdir. Analisis Sosiologi Sastra Sajak “Tanah Sunda” karya Ajip Rosidi a Fakta Kemanusiaan Fakta kemanusiaan dalam sajak tanah Sunda yang dianalisis meliputi aspek politis, sosial, ku-ltural, filosofis, dan estetis. Melalui sajaknya pengarang ingin menggam-barkan keadaan tanah Sunda yang penuh ancaman dan mengkhawatir-kan. Kesengsaraan orang Sunda ketika itu berlanjut secara terus menerus. Orang Sunda di pedesaan mengungsi ke Bandung dan Jakarta. Artinya secara aspek sosial orang Sunda pernah mengalami gangguan keamanan Wawacara Ajip Rosidi, tanggal 30 Juni 2019. Pada bait keempat terdapat lirik /Tungtung bedil ngincer dada/ dan pada bait kelima /Kuring geus nyaksian getih ngabayabah / Getih maranéhna nu mikacinta anjeun / Kuring geus nyaksian panon carelong tanggah/ Jasad nu ruksak ngalungsar na dada anjeun // ini menggambarkan bahwa tidak sedikit orang Sunda yang dibunuh oleh gorombolan. Zaenal Abidin & Dedi Koswara Sajak Sunda Periode 1949-1962... 99 Copyright ©2020 Universitas Pendidikan Indonesia. All rights reserved. Fakta kemanusiaan yang terdapat pada aspek politis bisa dilihat pada bait ketiga /Kuring mo mungpang /Kuring rék datang /Neueulkeun tarang neueulkeun jan-tung/ yang artinya menggerakan masyarakat agar membela tanah airnya. Pada kenyataannya dalam menumpas gorombolan tentara dibantu oleh masyarakat dan mem-butuhkan usaha pula dari pemerintah. Hal politis juga dihubungkan dengan gerakan politik yang memili-ki cakupan lebih luas, dibandingkan cakupan partai politik yang hanya mengumpulkan masa dan pemilihan umum. Lebih dari itu, gerakan politik harus memiliki rasa yang sama pada nilai dan tujuan yang sedang diperju-angkan. Usaha pemerintah Republik Indonesia dalam menghacurkan DI-/TII tidaklah sedikit, berbagai cara dilakukan secara terus menerus. Baik itu secara diplomasi atau secara mili-ter dan butuh waktu 15 tahun untuk menghacurkannya. Sedangkan dalam wawancara Ajip Rosidi menjelaskan bahwa cara menumpas gorombolan adalah de-ngan cara pagar betis sebab gorombolan tidak bisa dihancurkan oleh tentara. Bukan salah tentara, tapi ketika itu pemerintah khususnya kabinet terus berganti-ganti. Bahkan tidak sampai dua tahun pun diganti. Sudah barang tentu posisi partai nasional dan partai islam ikut diganti. Akhirnya tidak berjalan, dan pemerintah tidak memberi kejelasan 30 Juni 2019. Jadi secara politis dalam sajak ini memiliki rasa yang sama terhadap tanah Sunda yang melahirkan suatu gerakan untuk menumpas gorombolan digambar-kan dengan ungkara /Ngan lantaran kuring cinta / Ngan lantaran kuring tresna// dan lirik pada bait terakhir /Tanah tempat kuring sideku / Ngurungan mun kuring nepi ka pati. Dalam lirik /Kembang beu-reum buah biru /Kembang wéra kembang jayanti/ yang nilainya dijelaskan dalam analisis tone, ini menggambarkan permasalahan yang terus menerus terjadi dan di dalam-nya sangat penuh amarah. Kembang menjadi buah tentunya menunjukan kerusakan yang tidak bisa di hindari lagi. Jayanti seperti menunjukan keadaan yang sebenarnya jaya atau merdeka tapi realitanya masih ada dalam posisi tidak aman. Sedangkan fakta kemanusia-an yang estetis digambarkan oleh alam Sunda yang asri, bersih, dan lestari dalam diksi /Héjo pagu-nungan /Paul lautan / Héjo/Paul / Langit na haté kuring//. Tapi akhir dalam lirik ini menggambarkan bah-wa keindahan itu hanya sekedar harapan yang tersimpan dalam hati. Analisis di atas merupakan conto hasil analisis dari satu data sajak. Hasil analisis sosiologi sastra dapat dirangkum dalam tabel di bawah ini. 100 LOKABASA Vol. 11, No. 1, April 2020 Copyright ©2020 Universitas Pendidikan Indonesia. All rights reserved. Tabel 02 Hasil analisis Fakta kemanusiaanSIMPULAN Dilihat dari segi tema sajak Sunda Periode 1949-1962 mengangkat tentang 1 rasa cinta pada tanah air/tanah Sunda, 2 rasa cinta pada sesama manusia, 3 kemanusiaan, renungan falsafah, 3 gerombolan, 5 renungan falsafah, dan 6 Kematian. Analisis nada/tone yang mencakup pada sikap pengarang yaitu formal, intim, dan angkuh. Sedangkan masalah yang disajikan adalah masalah ironi, terbuka, serius, satir, dan sentimental. Aspek sosiologi sastra yang diana-lisis berdasarkan teori strukturalisme ge- netik mencakup fakta kemanusiaan. Fakta kemanusiaan ditemukan dalam beberapa aspek yang berkaitan dengan politis, sosial, kultural, filosofis, dan estetis. UCAPAN TERIMA KASIH Terima kasih saya sampaikan kepada semua pihak yang membantu penelitian ini. Keur Jempling Kageuing Nyaring Reumis beureum dalam Eurih Kembang Tanjung Panineungan Nu Jaga di Daerah Sangkar Zaenal Abidin & Dedi Koswara Sajak Sunda Periode 1949-1962... 101 Copyright ©2020 Universitas Pendidikan Indonesia. All rights reserved. CATATAN PENULIS Penulis menyatakan bahwa tidak ada konflik kepentingan terkait publikasi artikel ini. Penulis mengkonfirmasi bahwa data dan artikel ini bebas plagiarisme. DAFTAR PUSTAKA Anwar, Ahyar. 2010. Teori Sosial Sastra. Yogyakarta Ombak. Culler, Jonatan. 1975. Structralis Poetic. New York Cornel University Press. Damono, Sapardi Djoko. 1979. Sosiologi Sastra, Sebuah Pengantar Ringkas. Jakarta. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Faruk. 2013. Pengantar Sosiologi Sastra dari Srtukturalisme Genetik sampai Post-Modrenisme. Yogyakarta Pustaka Pelajar. Nurgiyantoro, Burhan. 2018. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta Gajah Mada University Press. Pradopo, Rachmat Djoko. 2017. Pengkajian Puisi. Yogyakarta Gadjah Mada University Press. Ruhaliah. 2010. Sejarah Sastra Sunda. Bandung. Jurusan Pendidikan Bahasa Daerah UPI. Wellek, Rene dan Austin Warren. 1989. Teori Kesusastraan terjemahan oleh ResearchGate has not been able to resolve any citations for this has not been able to resolve any references for this publication.
wIJxD. 35cyvy9jn0.pages.dev/24735cyvy9jn0.pages.dev/5435cyvy9jn0.pages.dev/35735cyvy9jn0.pages.dev/6035cyvy9jn0.pages.dev/36835cyvy9jn0.pages.dev/28935cyvy9jn0.pages.dev/935cyvy9jn0.pages.dev/14835cyvy9jn0.pages.dev/297
sajak sunda karya ajip rosidi